Senin, 10 Agustus 2009

NS 39; Setahun 3X Suksesi

Setelah sekian tahun “dianaktirikan” sejak PO Nusantara membuka trayek Cepu- Pulogadung di awal tahun 2000-an, satu tahun terakhir ini, NS 39 (kode armada untuk trayek tersebut) mulai dielus-elus, digadang-gadang, dan menjadi point of concern dalam tata kelola operasional PO yang ber-basecamp di Kudus tersebut.


 


Banyaknya pelanggan loyalis yang tiap Jumat sore atau Minggu malam mempercayakan NS 39 sebagai armada tunggangan, yang serta merta mengusung karakter “sok high class” ala masyarakat pesisir timur Jateng, men-trigger regenerasi armada yang kontinyu.


 


Menjelang bulan puasa setahun yang lalu, NS 39 masih “digawangi” oleh HS 131 dan HS 133. Masih jelas terpatri di memori, ciri khas armadanya dengan model Setra Adi Putro MB OH 1521, dengan gambar tubuh berupa sekawanan kuda binal yang berlarian di pinggir telaga. Bahkan, HS 131 adalah armada wah di jamannya, lungsuran dari bis super eksekutif, sebelum datangnya Sang Scania, yang memaksa bis ini turun kelas.


 


Setelah masa lebaran 2008 berlalu, kedua armada dilengserkan karena sudah out of date untuk ukuran bis eksekutif (sekarang kedua bis tersebut sudah berpindah tangan ke PO lain). Digantikan dua armada ber-number tag HS 172 dan HS 188. Bentuk fisik ekserior masih mengunggah Setra Adi Putro, dengan new livery, Manhattan View.


 


Tidak lama berdinas, di awal tahun 2009 ini, dua armada generasi pertama NS 39  yang bersenjata MB OH 1525 kembali direnggut dari singgasana, dipensiundinikan dari kelas eksekutif dan demosi menjadi kelas VIP untuk trayek Tayu dan Jepara. Suksesornya adalah HS 205 dan 206. Sebenarnya, tidak ada yang spesial dari dua armada baru ini dari bis sebelumnya, selain tahun langsiran mesin OM 906LA yang lebih muda, 2008.


 


Seolah tak mau kalah dari kompetitornya, dan terus fight bertaruh mengambil pasar penumpang Cepu dan Blora, di awal Bulan Agustus ini, NS 39 kembali tampil baru. Penjualan armada lawas PO Nusantara secara besar-besaran, berimbas armada anyar diterjunkan mengaspal. Meski sementara baru satu armada yang menggantikan dan masih mempercayakan pada kemampuan mesin Mercy Electric, -- HS 206 disubtisusi oleh HS 211, HS 205 masih bertahan -- , tapi setidaknya menegaskan keseriusan PO Nusantara menggarap ladang emas, trayek Pulogadung-Blora-Cepu.


 


Mengapa disebut ladang emas?


 


Mulai menggeliatnya kegiatan eksplorasi minyak di seputaran daerah Cepu, baik oleh Perusahaan Petrocina maupun Exxon yang banyak mempekerjakan ekspertis dari Jakarta, serta sarana mobilisasi tugas kantor Cepu-Jakarta para pegawai Pertamina dan BP Migas, membuat kue penumpang dari Cepu terasa legit untuk diperebutkan.


 


Sampai kapan masa edar armada New Marcopolo HS 211 akan berakhir? Berkaca pada pengalaman, aku kok yakin, satu tahun mendatang HS 211 sudah down grade, hilang karier sebagai punggawa NS 39. Semoga…


 


Ingin menikmati layanan eksekutif, dengan armada “selalu baru” yang nyaman, berkelas dan speed oriented, namun dikemas dalam tiket yang murah, NS 39 adalah jawabnya.  


 


Inilah NS 39 terbaru PO Nusantara, dengan body coach kelas Royal Coach SE yang aku cicipi Hari Jumat (7/8) kemarin. Dunia memang cepat berbalik. Dulu, NS 39 hanyalah “langkah buang” bila tidak kebagian tiket NS 19, namun sekarang, justru armada Scania Rawamangun adalah alternatif kesekian bila tiket Pulogadung sold out.  



 [gallery]

 


Kira-kira, adakah dedicated bus untuk satu trayek yang lebih rajin meng-update armadanya lebih banyak dari HS 39 ini, setidaknya dalam setahun empat kali berganti armada?

1 komentar:

  1. Waw.... review-wajib-baca bagi Bismania. Salam kenal...
    Asli, keren, mas, edhi

    BalasHapus