Selasa, 24 Maret 2009

Sate Srepeh, Mutiara Terpendam Kuliner Kota Rembang

11Tak kalah dengan Kota Blora yang “bangga” dengan sate ayam-nya, Rembang pun memiliki sajian sate khas pesisir yang tak kalah lezatnya, yang akrab di lidah masyarakat Rembang dengan sebutan sate srepeh.


 


Salah satu tempat makan yang menyuguhkan menu sate srepeh adalah warung “Bu Slamet”, yang berlokasi di Jl. Dr. Wahidin No. 9 Rembang. Warungnya boleh dibilang sangat sederhana, bahkan tak ada papan nama yang mencolok. Hanya spanduk kain usang bertuliskan daftar menu sebagai penanda bahwa Bu Slamet masih setia berjualan sate srepeh, profesi yang digelutinya selama lebih dari 60 tahun.


 


Kendati tidak begitu luas,-hanya terdiri dari tiga bangku kursi panjang-, namun warung ini selalu ramai pengunjung, sehingga mereka harus rela antre bila ingin makan di tempat. Jam buka warung yang “nangkring” di tengah hutan beton daerah Pecinan Rembang ini dimulai sejak jam 06.00 WIB, menawarkan jasa bagi warga yang mencari makan pagi atau sarapan. Saking larisnya, sebelum jam 09.00 WIB, jatah jualannya telah ludes tak tersisa. Sebagian besar pelangganannya adalah masyarakat Rembang sendiri, khususnya etnis Tiongha, dan para penggiat kuliner dari luar kota Rembang, yang “jatuh hati” pada menu andalan kota yang memiliki pantai terpanjang di Pulau Jawa ini.


 


Uniknya, warung ini hanya menyediakan 500 tusuk setiap harinya. Meski sedang berlangsung momen-momen ramai di Kota Rembang, semisal lebaran dan tradisi syawalan, Bu Slamet tidak pernah menambah jumlah dagangannya. Jika ada pengunjung yang datang ketika tusuk terakhir telah disajikan, dengan ramah ia mengatakan permohonan maaf karena dagangannya telah habis. "Tenang, besok kita buka lagi kok Mas," rajuknya dengan tersenyum manis khas simbok-simbok Jawa.


 


Berbeda dengan menu ayam lainnya, sate srepeh buatan Bu Slamet ini menggunakan bumbu kacang, dikombinasikan dengan saus santan dan gula merah, sehingga berwarna merah kecoklatan dan lebih encer, dengan citarasa yang gurih, asin dan pedas. Konon,  dari warna merah bumbu ini kemudian dinamakan srepeh. Sebagai pendampingnya adalah nasi tahu lengkap dengan kecambah, yang diguyur bumbu kacang. Tak ketinggalan, sayur lodeh dengan isi labu sebagai pelengkapnya, menjadikan menu ini lezat dijadikan santapan pembuka hari. Akan lebih nikmat lagi jika dimakan dengan krupuk ikan atau udang yang digoreng dengan pasir, sehingga mereduksi kadar kolesterol.


 


Untuk penyajiannya juga masih “primitif”. Bila nasi gandul khas Pati cara penyuguhannya dengan piring beralas daun pisang, untuk sate srepeh cukup dilembari dengan daun jati. Sehingga terasa kita menikmati makan pagi layaknya manusia djaman doeleo.  Menurut Bu Slamet, aroma yang dimunculkan oleh daun jati akan menambah selera makan penyantapnya. Boleh dipercaya boleh tidak.





Di warung ini, Bu Slamet -yang diambil dari nama suaminya Slamet Gunarso-  dibantu satu orang karyawannya yang bernama Lasmi. Kedua wanita berusia 60-an tahun itu selalu memakai kostum kebaya, sehingga mengesankan sebagai warung tradisional. Meski demikian, gerakan kedua wanita itu tetap lincah dan terampil melayani para tamu-tamu pengunjungnya.

 


Kelezatan sate srepeh ala Bu Slamet sendiri telah diakui Pak Bondan Winarno. "Mak nyuuuus!!!" kata Bondan ketika menikmati sate itu beberapa waktu lalu, ketika beliau napak tilas perjalanan RA Kartini. Bila sang maestro kuliner telah mem”fatwa”kan kelezatan sate srepeh, siapa yang berkehendak menyanggahnya?

13 komentar:

  1. Ada yang tahu resepnya tidak?
    Makasih.

    BalasHapus
  2. Maaf Mbak Ita, saya kurang tahu resepnya, saya hanya sekedar penikmat.

    Mungkin itu rahasia dapur Bu Slamet yang "off the record..." :)

    Atau Mbak Ita berkenan datang ke warung ini, untuk mengorek racikan resep dari narasumbernya langsung...

    BalasHapus
  3. aku mo jalan-jalan ke Rembang bawa rombongan 40 orang rumah makan yang besaran untuk rombongan dimana ya.
    thanks

    BalasHapus
  4. @Lukas.
    Untuk Rumah Makan yang siap menampung 40-an orang, saya berikan tiga alternatif. RM Bu Joyo, RM Putri Berlian dan RM Hien.

    Untuk Bu Joyo dan RM Putri, persis di pinggir Jalan Pantura, sebelum masuk Kota Rembang dari arah barat. Menunya beraneka ragam, javanesee taste.

    Untuk RM Hien, ada di daerah Gambiran. Menu andalannya fast food dan sea food. Seringkali dijadikan tempat jamuan tamu-tamu penting yang sedang berkunjung di Rembang.

    BalasHapus
  5. [...] Didik Salambanu Sumber: www.didiksalambanu.wordpress.com Image: [...]

    BalasHapus
  6. bos, ada foto-fotonya gak? warung makannya, olahannya, juga pembeli yang lagi menikmati... biar lebih menarik. Artikel ini ditulis beberapa tahun lalu.. trus, maaf, bu slametnya masih sugeng kah? warung makannya apa masih beroperasi? mohon info

    BalasHapus
  7. hehehe...sampai saat ini saya bisa belum memenuhi request Mas Ivan. Lain kali kalau saya jajan di tempat ini lagi, saya coba ambil gambar yang dimaksud.
    Bu Slametnya masih sugeng dan bugar kok Mas, masih setia melayani pelangganannya.
    Monggo, dibuktikan sendiri olahan Bu Slamet yang maknyus.

    Saya tunggu kedatangannya di Rembang.

    BalasHapus
  8. Sate sarepeh,
    Walah mas aku kok lagi ngerti ana sate sarepeh, maklum mas dari lulus sma 1987 ... sudah meninggalkan rembang, ..... boleh dicoba besuk .... kalau pulang kampung, ..... enak ngedi mas sama sate manyar.......

    Salam hangat .

    Untuk semua warga rembang, terkhusus tuk angkatan 1987 SMA Negeri 2 Rembang, maklum reuni tahun kemarin 20009 kemrin ndak ada yang kenal semua kaka-kaka kelas.......
    maksih.
    Bang
    ADMIN

    BalasHapus
  9. Mosok sih Mas, wong Rembang malah telat ngerti soal sate srepeh? hehe...

    Wah, kakak kelas nih. Saya angkatan 1993.

    Salam hangat kembali.

    BalasHapus
  10. berarti adik kelasku no...tiwas tak panggil mas-mas..jebule kudune dik..dik..he..he..

    BalasHapus
  11. tolong donk, minta resep sate srepeh...
    aku orang renbang tp jauh nih, pengen makanan khas rembang yang sering aku makan waktun masih kecil... makasih...

    BalasHapus
  12. kalo ke sono mampir ah ..pengen coba ni ,trs cari krupuk lumba lumba di mana seh .
    katanya krupuk tengirinya enak yaa..

    BalasHapus
  13. saya tau mbak ita,.... simpel kok resepnya ! kesukaanku tu

    BalasHapus