Selasa, 24 Maret 2009

Srambang (1)

Perjalanan ke Srambang Ngawi (1)


Saat Tekad dan Aksi Nekat Berjabat Erat


 


Awalnya, di dalam benakku, Ngawi bukanlah daerah yang kaya akan wisata alam yang menarik untuk dikunjungi. Meski rajin bertandang ke kota keripik tempe ini, belum pernah sekalipun aku menemukan daerah  yang “sedikit layak” dijadikan pilihan untuk merengkuh aura kesegaran baru buat membebaskan pikiran.


 


Apalagi selama ini seringkali melalui jalur Cepu-Ngawi, yang didominasi lahan tandus, tanah berkapur dan sengatan cuaca panas, yang membuat silau dan kurang sedap dipandang mata. Kalaupun ada sedikit keindahan, bagiku hanyalah alas Mantingan, yang memberi warna hijau oleh rindangnya daun-daun jati yang menjadi pagar hidup jalur selatan, penghubung Kota Sragen dan Kota Ngawi. Pernah sekali waktu melewati jalur Ngawi-Karangjati, hmm….sama saja. Hanya hamparan persawahan diseling perkampungan penduduk. Standar-standar saja tanpa keistimewaan, mudah menemukan panorama model beginian di tempat lain.


 


Tapi aku yakin, di setiap kota yang pernah aku singgahi, pasti ada daya tarik unik. Yang entah karena kurang promosi atau kekurangpedulian dinas terkait untuk mengorbitkannya di jajaran obyek wisata unggulan, sehingga jarang terpublish di ranah  wisata nusantara.


 


Mendengar akan ada acara keluarga di Ngawi, bergegas aku minta tolong Paman Google mencari informasi obyek wisata kota Ngawi. Toh acaranya digelar malam hari, siangnya aku punya waktu leluasa untuk menggelorakan jiwa petualangku. Searching…searching…benar kan, ternyata lumayan ada juga. Mulai  Waduk Pondok, Pemandian Tawun, Kebun Teh Jamus, Air Terjun Srambang, situs purbakala Trinil, dan Gunung Liliran. Tapi kuputuskan men”centrang” Srambang sebagai target yang aku bidik. Hanya alasan simpel, aku ingin mengkomparasikan dengan air terjun Tawangmangu, yang akhir tahun kemarin aku sambangi.


 


Namun sayang, berita “keberadaan” tentang air terjun ini sangatlah minim. Bahkan sampai aku mengkorek-korek blog-blog pribadi para netters, tidak banyak kutemukan. Kesimpulanku, tempat ini memang kurang laku jual. Ibarat kata, bukan karena Srambang tidak punya nilai, melainkan  “orang marketingnya” kurang greget menawarkan barang dagangannya. Untuk informasi rute ke arah obyek ini saja juga kurang memadai bagi yang buta peta Kabupaten Ngawi. Sampai-sampai kupasang satus “Didik, butuh petunjuk jalan ke Srambang, Ngawi” di Facebook, siapa tau ada FBers yang bisa meng-assist. Untunglah, Mas Habib, anggota komunitas Bismania yang asli orang Ngawi, merespon “peluit SOS”-ku. Akhirnya lewat chatting di room privacy, dia memberi ancer-ancer ke arah Srambang dan sedikit berbagi cerita bahwa dia pernah ke sono sewaktu masih bersekolah di SMA. 


 


Yup, tekadku mulai membuncah. Aku harus sampai di kompleks air terjun Srambang. Dunia ini luas untuk dijelajahi, tetapi akan terasa sempit bagi tekad seorang petualang.


 


 

2 komentar:

  1. air terjin srambang itu mempunyai situs air yang jernih. selain itu air terjun srambang mempunyai hawa yang dingin dan sejuk.pengunjungnya sangat banyak sekali,dan pengunjung dapat juga menikmati pemandangan yang sangat indah sekali.apa lagi kalau tempat peristiratan itu di renofasi oleh pemkap pengurus tempat wisata magetan.terima kasih itu solusi dari saya,saya minta maaf apa bila kata -kata dalam penulisan ini kurang jelas.

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas tanggapannya Mbak Rini.

    Saya kagum dengan keindahan alam Srambang. Bahkan lebih indah dibanding Tawangmangu.

    Sayang memang, belum secara total dikelola oleh Pemkab Ngawi. (Maaf, saya koreksi, bukan Magetan).

    BalasHapus