Senin, 18 Mei 2009

BMC ke Malang; Mlaku-Mlaku Tambah Ilmu (2)

[gallery]

 

Simpang Raya, Malang Rasa Padang


 


Berhubung kegiatan mlaku-mlaku diadakan pada hari Jumat, panitia memberi space waktu kepada member BMC yang hendak menunaikan kewajiban sholat Jumat. Sebagai tempat “break” dipilihlah Rumah Makan Simpang Raya, yang terletak di Jalan Mondoroko No. 999 Singosari, Malang. Rupanya, di sini anak-anak BMC Jatut sudah menunggu, sesaat setelah datang dengan bis yang berhome base di Purworejo, PO Sumber Alam berbaju Proteus Laksana.


 


Selepas waktu sholat Jumat, pihak restoran telah menyediakan sajian khas ranah Sumatra Barat yakni nasi padang dengan lauk daging rendang dan gulai ayam. Dengan tambahan peserta dari Jateng Utara, gawe makan siang semakin semarak. Semua tumplek blek dalam antrian untuk mengecap lezatnya menu racikan dan olahan tangan koki Simpang Raya. Kala menyantapnya, masing-masing duduk berkelompok, bertegur sapa dan hanyut dalam pembicaraan ringan tentang bis. Tidak ada batas-batas kedaerahan, tanpa dikotomi member senior yunior dan tak perlu rasa jengah soal status sosial, semua saling menjalin silaturahmi yang diikat oleh tali berwujud hobi,  sesama penggemar bis.


 


Indahnya nilai kebersamaan!


 


Udara siang Malang nan terik, yang tak seperti biasanya, tak menyurutkan semangat dan antusiasme para peserta karena sebentar lagi akan mengawali acara puncak “Uklam-Uklam ke Malang”,  factory visit ke Adi Putro.


 


Menu makan siang ala padang yang nikmat dan  terasa pas di lidah, membuat lupa bahwa  saat ini kami sedang menginjak bumi Kera Ngalam.


 


 


PT Adi Putro Wira Sejati,  Jawaban Terkuak Sudah 


 


Keempat bis perlahan memasuki tempat parkir di depan kantor PT Adi Putro Wira Sejati, sesudah mendapat permit dari pos keamanan. Di area ini pula, berjajar rapi bis-bis yang siap diambil oleh pemiliknya setelah selesai di-karoseri. Salah satunya  adalah luxury bus Partai Demokrat (PD), yang kemarin digunakan sebagai sarana mobilisasi Ketua Dewan Pembina PD sekaligus Presiden RI, Bapak SBY, selama masa kampanye Pemilu Legislatif (Pileg).


 


Setelah turun dari bis, kami diterima langsung oleh para petinggi PT Adi Putro. Antara lain Bapak Simon Jethrokusumo selaku Presiden Direktur, Bapak Andreas Jethrokusumo sebagai Direktur Produksi, Wakil Bagian Pemasaran, Bapak Rendy serta Bapak Quanmo, serta jajaran staff manajemen Adi Putro.


 


Acara formal dibuka dengan kalimat penerimaan dari Bapak Andreas selaku pihak yang kedatangan tamu. Layaknya seorang tamu, Mas Alone Sutanto selaku Bagian Humas BMC juga mengenalkan tentang komunitas bismania, baik soal sejarah berdirinya, visi dan misi BMC, masalah keanggotaan, kegiatan rutin baik yang bersifat internal maupun sosial serta acara-acara yang telah sukses diadakan untuk memberi setitik manfaat buat kemajuan moda transportasi bis . 


 


“Saya cukup tercengang dengan kedatangan para bismania ke AP. Karena, baru kesempatan inilah kami kedatangan tamu dalam jumlah besar. Bahkan seingat saya yang terbesar, “ ujar Bapak Andreas yang diikuti applause panjang peserta yang hadir.


 


Dikarenakan jumlah peserta mencapai angka 200-an --yang terdiri dari 174 member BMC dan 15 perwakilan PO-- untuk mengefektifkan waktu dan memudahkan penjelasan materi saat melihat secara dekat proses pembuatan bis, peserta dibagi menjadi 4 kelompok dengan satu orang AP sebagai koordinator. Kami dilengkapi alat pengaman berupa masker, untuk mengantisipasi dampak polutan udara yang beterbangan dalam ruang kerja, seperti debu, cat maupun thiner.


 


Kami mendapat penjelasan gamblang dari para koordinator bagaimana proses bis itu dibuat. Dari pertama mencetak panel-panel bodi dengan bantuan mesin press (master cetakan dibuat sendiri oleh AP), pembuatan rangka model dengan proses pengelasan, dan perakitan rangka model di atas chasis. Di sini kami sempat mengamati para karyawan Adi Putro yang sedang meng-custom sistem suspensi  (per daun)  untuk digubah menjadi air suspension.   


 


Langkah selanjutnya “pembajuan” rangka baik sisi depan, belakang maupun kanan kiri, proses pendempulan bodi, pengecatan dengan sistem oven untuk bagian eksterior, penggrafisan livery baik dengan teknologi air brush maupun sticker printing,  penginstalan ulang sistem kelistrikan (wiring), pemasangan unit AC, pengerjaan bagian interior termasuk kaca dan pemasangan jok serta tahap akhir berupa finishing touch pada permukaan bodi dan quality control


 


Untuk final check, bis  menjalani pengecekan fungsi-fungsi kelistrikan, AC serta mesin, water resistant test (test kekedapan air) serta road test untuk menjamin bahwa armada memenuhi syarat laik jalan dan mematuhi regulasi keselamatan yang telah digariskan oleh regulator (Dinas Perhubungan).


 


Menurut penjelasan Bapak Rendy, produk AP memang berkiblat pada model-model yang sedang in di belahan benua Eropa. Dari era setra, new setra, travego hingga new travego. Meski AP sebenarnya memiliki model tersendiri, namun sesuai deal dengan user yang menginginkan model bis dengan Europe taste, khususnya Jerman, dan sesuai jargon costumer approach,  AP merespon keinginan pasar. Itulah poin yang kami dapat, mengapa AP bersikap realistis dan kompromis dalam mengembangkan produknya.


 


Setelah menjelajah setiap ruang produksi, kami pun kembali ke tempat semula. Acara diisi presentasi dari pihak BMC tentang hasil kuisioner soal produk AP yang telah disebar dan diisi oleh para responden, yang terdiri dari kru bis dan pengguna bis. Semua detail diungkap, mulai bagian eksterior, interior, toilet, tata letak ruang di dalam kabin, mutu produk, dan tingkat kepuasan penumpang. Berdasar hasil kuisioner, secara overall, produk AP dikatakan sangat memuaskan, meski banyak celah-celah yang mesti di”tambal” untuk memperbaiki kualitas produk AP. Kelemahan inilah yang disampaikan BMC kepada pihak AP, dengan harapan penilaian dari pengguna bis bisa dijadikan masukan untuk menyempurnakan sentuhan adikarya AP.


 


Pihak AP tak menyia-nyiakan kredit point berharga dari BMC. Dan berjanji, segala masukan, kritik, saran dan usulan terhadap produk AP akan di-follow up, karena hasil kuisioner adalah gambaran nyata di lapangan dari orang-orang yang bergelut dengan dunia bis.


 


Acara semakin meriah sewaktu diadakan sesi tanya jawab. Ganjalan, keawaman, dan teka-teki yang terkait dengan produk Adi Putro terjawab sudah. Dengan segala kerendahan hati berbagi ilmu para punggawa PT Adi Putro, semua dibeberkan secara jelas, agar bismania bukan sekedar mencintai bis, namun paham juga bagaimana bis itu sendiri dibuat. 


 


Seperti kunjungan ke PT Rimba Kencana, ritual tutup acara berupa foto dan penyerahan merchandise miniatur bis PO Bismania hand made Niki Kayoe Malang, digelar. Sedang pihak AP memberikan miniatur bis volvo New Marcopolo, sebagai kenang-kenangan, simbol bahwa BMC dan PT Adi Putro akan  berpartner mutualisme dalam memajukan transportasi bis di Indonesia. Tepat pukul 16.30 WIB, acara kunjungan ke Adi Putro diakhiri, dan berarti paripurna sudah rangkaian acara “BMC Uklam-Uklam ke Malang”.


 


Kesan bahwa dinding Adi Putro susah ditembus, terbalas oleh sikap welcome dan kemurahan dalam transfer ilmu tentang karoseri yang ditunjukkan oleh para pemilik Adi Putro.


 


Sukses dan jayalah Adi Putro!  Semoga akan selalu menjadi trendsetter dan barometer model karoseri bis di bumi nusantara.

2 komentar:

  1. salam kenal saudara Didik

    Saya minta foto Lorena Marcopolonya Y bwat d pajang d FB saya,keren skali.

    Trimakasih.

    BalasHapus
  2. Salam kenal kembali Mas Freddy.

    Monggo Mas, plz feel free untuk mengunduh gambar Lorena Model New Marcopolo.

    Mas Freddy tampaknya penggemar bis ya? Sudah bergabung di sini bismania@yahoogroups.com

    BalasHapus