Senin, 11 Januari 2010

Mitos Buah Pembawa Sial

Dunia bis tanah air pun tak lepas dari namanya mitos. Di kalangan kru bis, ada semacam kepercayaan terhadap hal-hal yang irasional, yang asal muasal ceritanya tak jelas dan kebenarannya susah dinalar dengan akal sehat, namun akhirnya dianggap sebuah keniscayaan.

Satu di antaranya adalah mitos tentang kesialan bila bis mengangkut buah durian. Yang konon katanya, sengatan bau harum yang disebarnya bisa membikin bis perpal (mogok) di jalan.

Namun, setelah mendengar cerita satu kru bis Kudus-an, ternyata bukan terbatas buah durian yang mendatangkan kesialan, buah mangga pun tak kalah jahat, juga menebarkan ancaman keapesan di jalan raya.

Tak percaya?

Selain Indramayu, kawasan Muria juga dikenal sebagai sentra penghasil buah mangga,khususnya mangga gadung. Berhubung sedang masa panen, sehingga overstock, tak ada pilihan lain kecuali mangga-mangga lokal ini “dibuang” ke luar daerah, termasuk Jakarta. Untuk partai besar, biasanya tengkulak membawanya menggunakan light truck.Namun, bagi pedagang kecil dan musiman, yang sekedar ikut-ikutan mengadu nasib berjualan mangga ke ibukota, untuk menghemat ongkos pengiriman, diakali dengan jalan dititipkan ke bagasi bis. Tentu besaran bea kirim bisa cincay dengan kru.


Nah, ceritanya bis ini “ketiban sampur” membawa puluhan kardus ukuran besar yang berisi mangga siap kirim. Saking banyaknya, bagasi sebelah kiri full, hanya sedikit menyisakan space untuk barang lain.


So far, rute Kudus-Cirebon bis fine-fine saja. Masalah muncul saat bis menapak daerah Jatibarang. Saat itu ada kendaraan pribadi menyalip, memberi kode sopir untuk menepi sambil menunjuk arah belakang. Pengemudi pun merespon, dengan menghentikan kendaraan. Kenek segera turun dan melihat apa gerangan yang telah terjadi.

Setelah cek dan ricek, ternyata pintu bagasi kiri terbuka dan nun jauh di belakang terlihat beberapa kardus jatuh di jalan. Ratusan buah mangga tercecer dan berhamburan di jalan, karena tali ikatan lepas. Usut punya usut, ternyata kunci bagasi dalam keadaan setengah rusak, sehingga kurang tight dalam sewaktu digunakan

Walhasil, saat bis berjalan, karena goncangan ke kiri ke kanan, kardus-kardus tersebut mendesak pintu bagasi. Karena piranti pengunci kurang fix bekerja, akhirnya tak kuat menahan beban dan at last…terbuka dengan sendirinya.

Akhirnya kru ketiban sial, laju bis diistirahatkan sementara waktu. Bukan karena faktor teknis kendaraan, tapi non-teknis. Mereka terpaksa memunguti mangga-mangga yang masih bisa diselamatkan dan naga-naganya dikomplain si empunya.


Menurut saya, bukan masalah kebenaran mitos bahwa membawa buah adalah kesialan. Asal membawa sewajarnya, tidak overcapacity atau oversmell, tak akan berpengaruh dengan kenyamanan perjalanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar