Rabu, 29 April 2009

Bis Masuk Jembatan Timbang

[gallery columns="2"]

 

 

 

Di balik panasnya persaingan bisnis angkutan bis, seringkali lahir cerita-cerita menarik. Dinamika harian berputarnya roda bis melibatkan banyak manusia, beragam aktivitas dan semrawutnya kondisi jalan raya, sehingga memunculkan kejadian-kejadian lucu, unik, aneh-aneh, menyentuh dan segar.


 


Salah satunya seperti yang dituturkan oleh kru PO Dahlia Indah, trayek Tulungagung-Jakarta, sewaktu menunggu armadanya perpal di Terminal Pulogadung.


 


 


Sudah menjadi rahasia umum, sebagai PO yang menganut sistem setoran, bis Dahlia Indah siap menaikkan apa saja. Tak hanya manusia, paket barang, kendaraan, tanaman, bahkan binatang piaraan pun sah-sah saja. Yang penting cocok soal harga.


 


Ada kisah guyonan tapi benar-benar membuat kru Dahlia Indah tersinggung berat.


 


Suatu hari, sebut saja Pak Bongkek, sopir Dahlia Indah, dan krunya mengangkut aneka barang bawaan penumpang di kabin bisnya. Saking banyaknya, barang-barang tersebut menggunung sampai ke jendela dan dinding kaca bis. Sementara, kaca samping bis tidak dipasang pelapis kaca film. Alhasil, sebagian barang  terlihat mencolok dari luar.


 


Saat bis Dahlia Indah melaju di sebuah ruas jalan, bis ini sengaja disejajari oleh bis malam Rosalia Indah jurusan Solo-Jakarta  yang berjalan searah. Terjadilah dialog antar kru. Kurang lebih pembicaraan mereka sebagai berikut :


 


Kenek Rosalia Indah:


"Bos, bismu iku ngko mlebu jembatan timbang tah?” (Bos, bismu nanti masuk jembatan timbang nggak?) 


 


Pak Bongkek terdiam sejenak, lalu menjawab.


 


"Dianc**, nek ngomong sik enak Rek. Elek-elek ngene ngasilke. Awakmu karo juraganmu dikongkon klambi necis, bayarmu piro seh?”


(Kalau ngomong yang enak. Jelek-jelek begini bisku menghasilkan rejeki. Kamu disuruh majikanmu tampil dengan baju rapi, tapi gaji yang sebenarnya kamu terima berapa?)


 


Kenek Rosalia Indah mukanya merah padam dan meminta sopir untuk langsung menginjak gas, meninggalkan Dahlia Indah di belakang.


 


Bercanda itu boleh-boleh saja, sepanjang tidak menyinggung harga diri. Hehehe…


 


Sumber : milis bismania community


 

4 komentar:

  1. diancuk...pisohane..rek....nak ng kene yo...kakekkane...ha..ha...piss...

    BalasHapus
  2. sampai sekarang, pak bungkik masih eksis di dahlia, dulu keneknya ayahku saat masih nyopir dahlia indah jurusan t.agung/jakarta(orang lama dahia pasti kenal, pak zainuddin). saya sering ikut ke jakarta bersama pak bungkik sewaktu kecil...kenangan tak terlupakan...

    BalasHapus
  3. wow, ayahanda mas agung dan pak bungkik benar-benar pejuang jalanan sejati. salut atas dedikasinya di atas jalan raya. semoga satu saat saya bisa bersua pak bungkik...

    aniway, tengs sudah kunjungan dan komentarnya. :)

    BalasHapus