Kamis, 16 Juli 2009

Garang Asem, Absolutely Garang and Makes You Kesengsem…

[gallery]

Bangunan bercat hijau dominan itu sangatlah sederhana. Sederhana dalam hal penataan ruang, soal penyajian menu masakan dan cara pramusaji melayani tamu.  Tidak terlihat sebuah modernitas. Bahkan kurang cocok kalau disebut restoran, cukup warung atau kedai makan saja.  


 


Namun, dibalik ke-konservatif-an yang masih dipertahankan, jangan ditanya soal traffic visitor. Terlebih di saat jam-jam makan siang ataupun di kala long holiday. Penuh sesak. Konfigurasi kursi yang ditata saling berhadapan dengan kapasitas 50 seat tak akan mampu menampung membludaknya calon pembeli.


 


Apa yang menjadi magnet penarik sehingga tempat ini so special di mata pengunjung?


 


Inilah warung pertama di Kudus yang menjual menu garang asem. Dari istilahnya, orang tentu bisa mudah menebak cita rasa masakan khas kota kretek ini, yakni garang yang berkonotasi pedas dan asem yang merujuk paduan rasa asam (kecut) dan manis. Lokasinya persis di seberang gedung Yayasan Jamaah Haji Kudus, sekitar 500 m ke arah barat dari Kudus Plaza. Kedai makan yang menempati lahan 200 m2 ini bernama rumah makan Sari Rasa. Meski menyediakan beragam menu lain, semisal pindang ayam, soto kudus, nasi rames dan opor ayam, namun garang asem tetaplah menjadi primadona para pemburu kuliner nusantara.


 


Sebagai menu unggulan, kedai yang sekarang dikelola H. Ri’fan ini menawarkan dua pilihan olahan garang asem, yaitu jeroan ayam dan daging ayam. Namun, pilihan terakhirlah yang laris dipesan.


 


Menu ini sewaktu dihidangkan dalam keadaan hangat-hangat kuku, pertanda baru saja diangkat dari kukusan. “Bothok raksana” dengan daun pisang muda sebagai bungkusnya, menebarkan aroma wangi. Saat kemasan dibuka, potongan belimbing wuluh, irisan tomat,  puluhan cabe rawit utuh dan serta 4 sampai 5 keratan daging ayam kampung,  dalam genangan kuah santan menggenapkan komposisi garang asem. Komponen santan inilah pembeda garang asem Sari Rasa dengan menu yang sama di tempat lain. Begitu menggoda air liur sebelum dicicipi.


 


Ditemani sepiring nasi putih, berlaukkan tempe goreng dan es teh manis sebagai minuman penyegar, hidangan ini cocok disantap di saat panas siang sedang terik.  Perpaduan rasa cabe, belimbing wuluh dan tomat muda menghadirkan cita rasa segar, asam dan pedas di indra pengecap.  Tekstur daging ayamnya dijamin empuk, karena pengukusan dilakukan selama 2 sampai 3 jam. Tasty dan mantap. Dengan harga Rp13.000 seporsi, garang asem memang rekomen sebagai target pemuas dahaga wisata kuliner di pantura timur Jawa Tengah. Begitu pas di lidah, begitu nyaman di kantong, begitu cocok di hati….


 


Itulah testimoni singkatku saat singgah di RM Sari Rasa ini. Kudus adalah tempat favorit keluargaku dalam menghabiskan akhir pekan. Dan daya tarik kota di lereng Gunung Muria ini tak akan sempurna  dinikmati, tanpa mengecap sajian wisata kulinernya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar