Selasa, 28 Juli 2009

Berburu Galaxy EXL, Yang Tertangkap Gajah OBL (3)

V-Engine Tebar Asap Pekat

 

Namun, saat kucoba menjajal pengetahuan per-bis-anku dengan mengamati armada bernomor B 7168 MK ini, aku dibuat bodoh dan cetek ilmu. Bingung dibuatnya.


7168 MK 


Kalau lihat overhang depan, sepertinya berbasis chasis MB OH 1521. Tapi, kalau dilihat panjang chasis dan “bonggol” as belakang, sepertinya punya MB OH 1525. Mencoba mengamati lingkar setir, juga punya MB Electric. Namun, panel indicator yang hanya dua display besar, lebih mirip punya XBC-1518. Apa ini bis gado-gado hasil rekayasa mekanik OBL ya?


As Belakang


 Steer Wheel


Sebelum berangkat, kusempatkan ngobrol dengan Pak Made, driver I. Kata beliau, mesin ini adalah built up V-engine 6 silinder 11000 cc. Dan peruntukkan sebenarnya adalah mesin truk. Mesin ini dicangkok ke atas chasis Intercooler atau King. Beliau tidak tahu persisnya. Pihak teknisi hanya memodif posisi gear box dan gardan. Itu yang sebatas diketahui Pak Made.


 


Ah, untung ada bismania. Pastilah lebih tahu detail tentang mesin V-engine ini. Semoga V-engine ini menjadi bahasan kembali. Yang penting, aku bisa menikmati sensasi baru naik bis V-engine.


 


Pukul 15.22, bis diberangkatkan dengan hanya mengangkut 8 penumpang. Kondisi interior pun sudah terlihat butek karena umur. Namun, kenikmatan kursi empuk Alldila masih bisa diandalkan. Hiburan audio video cukup menghibur, dengan diputarnya lagu Indo Hits, Indo Oldies dan Dangdut Koplo yang ditayangkan TV tabung 21”. Hehehe…koploholic telah merambah bis-bis papan atas.


 


Dan seperti normalnya, tampak KS 420 pun belum diberangkatkan. Padahal sudah hampir dua jam di jalur. Weleh…weleh…


 


Saat pertama gas diinjak, wuih…menggelegar suaranya. Memang jauh berbeda dengan vokal Intercooler, Electric atau XBC. Putaran bawah dehemannya lebih berat, mengisyarakkan power outputnya yang gede. Meski masih bertransmisi manual, tapi di tangan Pak Made terasa smooth pergantian giginya. Suspensinya pun lumayan empuk, meski masih mempercayakan leaf spring. Lebih empuk dibanding MB OH 1525, namun sedikit lebih keras dibanding MB OH 1521. Sayang, semua keunggulan ini kurang ditunjang aspek karoseri. Walau belum uzur untuk ukuran lifetime karoseri, karena bis ini seringkali nge-line jarak jauh hingga Mataram, sehingga kekokohan Setra Adi Putro ini sudah jauh berkurang. Saat roda-roda melibas jalanan berlubang dan bergelombang, bersahutan suara riun rendah di dalam kabin. Memang, sudah masanya dibajui busana baru.


 


Praktis, mulai Rawamangun hingga Ciasem, kedigdayaan bis ini teruji. Di tangan Pak Made yang bertipe garang, kinerja mesin benar-benar dipotimalkan. Mantap…


 


Dan saat dramatis itu akhirnya terjadi. Saat roda-roda melintas jembatan Ciasem yang agak patah lengkungannya, tiba-tiba dag…dag…dag…. Pak Made menoleh ke spion kanan. Dia merasakan ada something gonna wrong. Dipanggilnya Pak Udin, kenek.


 


“Kayaknya di knalpot ada yang lepas, Din?”


“Coba jalan dulu aja Pak. Nanti kita cek di rumah makan,”


 


Bis pun berjalan kencang kembali. Tiba-tiba…


 


“Din, kok ada asap, ini asap apa ya?”


 


Kulihat asap tipis menyelimuti dashboard depan. Aku kira dari panel sekering ada yang burning out. Seketika, dari arah belakang, tiga orang ibu-ibu berhamburan ke depan.


 


“Pak…Pak…asap tebal. Bisnya terbakar. Berhenti Pak!!!”


 


Kutoleh ke arah belakang. Ya ampun, asal tebal dan pekat telah memenuhi ruang belakang. Toilet hingga kandang macan tertutup asap tebal. Driver II juga tengah berlari ke depan.


 


Secepat mungkin, bis diberhentikan. Bergegas pintu depan dibuka, sebagai tempat evakuasi penumpang. Beruntung, penumpang tidak sampai 10 orang, sehingga tidak perlu panik berdesak-desakkan.


 


Setelah situasi dapat dikendalikan, Pak Udin, Pak Made dan sopir kedua mengecek sumber asap. Dibukanya kap mesin. Dan ternyata, usut punya usut, flexible hose yang menyemburkan gas buang ke ruang turbo sobek dan putus. Dan sialnya, sisa selang dari dapur mesin menempel di dinding atas ruang mesin dan membakar peredam panas. Alhasil, panasnya suhu dan tekanan tinggi gas buang, membakar dengan cepat aluminium foil dan asapnya menerobos masuk ke dalam kabin. Untunglah, aluminium foil tidak bersifat flammable dan posisi titik kebakaran jauh dari wiring kelistrikan. Sehingga tidak sampai memantik munculnya api.


 Engine


Perlu satu jam untuk perbaikan. Karena tidak ada part cadangan, akhirnya dengan pelbagai akal, hose tersebut disambung kembali meski hanya bersifat darurat. Tapi, kru memastikan aman dan nanti sesekali akan dicek sewaktu bis berjalan.  


 


“Ya Tuhan…Hari ini, Engkau tunjukkan kuasa-Mu Tuhan. Atas ijin-Mu, Engkau masih berkenan memberikan keselamatan perjalanan kami…”


 


 


Gajah OBL Tebar Kenyamanan


 


Selepas Rumah Makan Sari Rasa, pesona MB 2629 ini benar-benar memenuhi segala ekspektasi. Armada yang speedfull, passanger friendly, driver yang skillfull dan service big top dibungkus dengan kenyamanan armada.


 


Terlebih buangan desis angin dari full brake air system setiap kali dilakukan pengereman,  kuk…cess…kuk…cess…khas mercy, serasa simponi merdu yang membelah malam . Dan yang membuat semakin unik adalah terompet klakson. Meski di luar terdengar lantang saat dinyalakkan, tapi di dalam kabin tetap lembut menyapa gendang telinga.


 


Meski sempat diasapi Sindoro Satria Mas berkode wiro sableng 212 dengan stiker BMC di kaca belakang, tidak mengurangi performa OBL secara keseluruhan.


 


Biasanya, dalam perjalanan ke Rembang, aku jarang bisa memejamkan mata dengan nyenyak. Selalu dan selalu, pikiran kehangatan rumahku di kampung menggelitik hasrat untuk berisitirahat dengan lelap di dalam bis yang membawaku pulang.


 


Namun, dalam buaian trio gajah ini, jalur sepanjang 400 km Losari hingga Pati bisa kulalui dengan tidur nyenyak. What’s a wonderfull bus…


 


Jam 4.15 dinihari, OBL menyelesaikan tugas mengantarku ke Rembang. Dan saat itu pula, NS 39 tepat berada di belakangnya. Hehehe…tidak rugi kiranya, karena bis bertrayek Pulogadung-Cepu itu masih digawangi armada lama, NS 206, bukan New Marcopolo.


 


 


Many thanks my elephant. Engkau tidaklah selalu identik dengan kelambanan. Engkau menyimbolkan kekuatan dan kebesaran.

2 komentar:

  1. Selamat Malam... Week End enggak ada acara ya mending blogwalking aja. Setelah ngebaca artikelnya, Wiro Sableng ngasih komen begini :

    klo butuh informasi tentang angkutan umum di jakarta, cerita wiro sableng, mampir aja di mari gan..

    BalasHapus
  2. Salam kenal Mas Wiro...

    Terima kasih atas infonya dan sudah jalan-jalan di blog saya.

    BalasHapus