Kamis, 02 Juli 2009

Spesies-Spesies Bis Built Up Kota Kembang

Spesies-Spesies Bis Built Up Kota Kembang


Oleh : Bismania Community Bandung



[gallery]

 


Saat ini, tidak banyak populasi bis built up yang beredar di jalanan. Tercatat yang masih rajin mengaspal adalah bis kota PPD, bermesin Mitsubishi, Isuzu dan Hino, beberapa unit Hino milik PO Agra Mas untuk trayek Tanjung Priok-Bogor dan yang akhir-akhir ini menjadi sorotan para penggemar bis, Scania Irizar K9IB yang dipangku oleh PO Nusantara, Kudus. Regulasi yang ketat dan rumit untuk impor kendaraan built up, mengakali para pelaku pasar dengan metode mendatangkan unit bis secara telanjang, hanya berupa chasis berikut mesin. Sedang urusan “baju”, cukup diserahkan bengkel karoseri yang tersebar di tanah air, khususnya Pulau Jawa.


 


Namun dibalik sisa-sisa armada utuh buatan luar negeri yang masih “relatif belum lama”, jika ditelusuri, ternyata ada bis built up yang datang ke Indonesia pada era sebelumnya.




Berbekal informasi dari Mas Adhie Bageur tentang bis bulit up berbentuk seperti toyota buaya berikut nomor ponsel driver-nya, Pak Donald, kami pun berburu keberadaan bis antik ini. Setelah melakukan kontak dengan beliau, kami diijinkan mengunjungi garasi armada jadoel ini, tepatnya di kompleks Universitas Advent Indonesia (UNAI), di Desa Parompong, Lembang,  Bandung


Saat kami memasuki pintu garasi, hanya ada tiga bis yang bagi kami sudah tidak asing lagi, yaitu 1 unit Mercy 306, dan 2 unit Hino RK Built Up. Namun, kami merasa asing dengan keberadaan dua unit bis dengan model era 70-an, yang biasa digunakan sebagai bis sekolah dalam tayangan film asing.

 


 




International Navystar

 


Species langka ini bermesin International, dengan kapasitas mesin 6.000 cc turbo dan mampu menyemburkan tenaga mencapai 170 HP, bertransmisi automatic, memiliki gross weight hingga 12 ton, serta dengan balutan body dari karoseri Navystar. Ada dua unit bis International, dan cuma ada dua di Indonesia. Bis ini buatan tahun 1990, dan didatangkan ke Indonesia pada tahun 1999 (bis berwarna putih bernopol B B7216 NN) dan tahun 2000 (bis hitam, B7019AX). Bis ini merupakan eks kendaraan militer tentara Amerika Serikat saat bertugas di Jepang.




Bis ini menggunakan AC gantung. Blower pendingin udara berada di bawah body bagian belakang. Dengan demikian, tangki solar yang dimiliki juga ada dua, satu untuk solar mesin dan lainnya untuk AC. Namun saat ini AC dalam kondisi mati, karena evaporator AC sudah keropos dan tidak dapat ditangani lagi.


Kaki-kaki depan bis ini sudah dimodif menggunakan komponen mercy, karena rem aslinya kurang pakem. Sementara komponen aslinya disimpan di gudang.


Awal mula kedatangan bis ini ke Indonesia dilatari ketidakmampuan rekotrat UNAI menyediakan armada yang mencukupi untuk antar-jemput tenaga perawat. Akhirnya Pak Yusuf, kepala bagian otomotif, mengajukan bantuan kepada mantan rektor UNAI yang berada di negeri Paman Sam. Kebetulan mantan atasannya tersebut dekat dengan salah satu pejabat militer di Dinas Pertahanan USA.


Sedianya, pihak UNAI akan diberikan bantuan sebanyak 4 unit bis International. Berhubung masih berstatus commisioning, atas permintaan Pak Yusuf, pada tahap pengiriman, akan diterima satu unit terlebih dulu. Baru setelah dinilai “layak jalan”, para kru mulai familiar cara handlingnya serta paham masalah mesin dan perawatannya,  sisanya akan diambil. Namun satu tahun kemudian, armada lain yang akan diambil ternyata sudah dihibahkan ke Yayasan Advent yang berada di Filipina sebanyak 2 unit. Dari satu unit yang tersisa, oleh mantan rektor UNAI ini, kemudian dimintakan bantuan sebanyak 15 unit kendaraann, diantaranya adalah 1 unit International Navystar, 2 unit Hino RK built up dan mobil-mobil lainnya.

 




Bis International yang sekarang ber-livery hitam, pada awal kedatangannya memiliki warna cat seperti bis International yang pertama. Namun karena ada kesalahan pada BPKB dan STNK, yakni tertulis warna kendaraan hitam padahal pada dokumen import tertulis putih, maka oleh Pak Yusuf “disulaplah” bis ini dengan warna hitam. Ini untuk mengakali kesalahan pihak Samsat dikarenakan dalam pengurusan BPKB dan STNK terlalu berbelit-belit.


Pernah Jadi Artis


Bis international ini pernah menjadi artis pada video klip lagu Peterpan “Di Atas Awan”, dan stripping pada dinding bis ini merupakan kenang-kenangan pada saat shooting . Tak sekedar itu, bis ini juga pernah main film “Sumpah Pocong”. Stiker “Eidelweis” merupakan stiker yang digunakan pada saat take picture untuk sumpah pocong. Kami pun tidak mau kalah dengan para produser rekaman, dengan memberi kenang-kenangan stiker yang kami tempel bagian pintu belakang bis langka dan berharga ini.



Hino Built Up sebelum PPD


Selain dua unit International Navystar, di pool kampus juga terdapat dua hino RK bulit up dari Jepang, dengan kapasitas mesin 10.000 cc. Bis ini dirakit pada tahun 1984, datang ke Indonesia bersama dengan bis International yang kedua. Bis ini datang sebelum Perum PPD mendatangkan Hino built up. Pada saat uji KIR di Jakarta, petugas berwenang mengira bis ini adalah milik PPD. Wajar saja, karena PPD sudah melakukan lobi terlebih dahulu dengan rencana menghadirkan bis built up seken untuk memperkuat armada bis kota. Padahal, faktanya bis ini bukan milik PPD, melainkan milik UNAI. Bis milik PPD baru datang 2 bulan setelah bis ini datang.


”Bis ini juga bekas kendaraan angkut para prajurit perang. Hal ini dapat dilihat pada derajat kemiringan jok --jok bersandaran tegak--, dengan fungsi agar penumpang tidak mudah mengantuk,” tutur Pak Yusuf menyampaikan ilmu berantai dari mantan rektor UNAI.


Pada pintu darurat ada sesuatu yang menarik, terdapat foto sebuah kursi lipat yang tersedia di dalam kabin bis. Namun dalam kenyataan barang ini sudah tidak ada. Ternyata kursi ini hilang pada saat proses bongkar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Tidak hanya kursi yang raib, banyak kelengkapan tambahan yang hilang, satu diantaranya manual book  dari pabriknya, International Navystar. Memang patut disayangkan.

.





Berguru Ilmu dari Pak Yusuf


Sewaktu acara “sowan”, kami mendapatkan banyak ilmu tentang per-bis-an.  Pengetahuan yang sangat berharga adalah ketika mendapatkan ilmu tentang bis International, bis yang hanya ada dua unit di Indonesia. Pak Yusuf dengan senang hati menyambut kami, berbagi ilmu tentang sejarah bis International dan Hino RK built Up.

Yang kami kagumi dari Pak Yusuf adalah pada saat kami tanya, “Bapak disini di bagian apa?”. Dengan rendah hati bapak yang asli Malang ini mengatakan, “Saya disini sebagai kepala otomotif, tapi juga sebagai supir, kadang kernet, montir, tukang cuci. Pekerjaan merawat bis-bis ini adalah pekerjaan saya, Pak Donald dan rekan-rekan disini semua.”

 


“Seorang pemimping seharusnya berada di depan, bukan dibelakang dan berpangku tangan saja. Saat memperbaiki bis saya juga ikut, kadang juga harus “ngolong” sampai rambut ini oli semua,” imbuhnya dengan bijak.


 


Demikianlah sosok armada built up yang dipunya UNAI. Berkat sentuhan dingin Pak Yusuf, Pak Donald dkk, bis-bis ini seakan sehati dengan kemauan dan harapan beliau-beliau. Tetap terawat mesinnya, laik jalan, terjaga kebersihan interior eksteriornya serta lestari keunikan dan eklusivitasnya.  

1 komentar:

  1. klo ada yang butuh info rute angkutan di indonesia silahkan mapir ke blogku di Rute Angkutan Umum di Indonesia
    salam hangat

    BalasHapus