Rabu, 01 Juli 2009

Karina, Cinta Lamaku Bersemi Kembali (2)

Jumat siang (5/6), Armada Hadirkan Pesona


Karena tinggal 5 menit lagi Karina diberangkatkan (jam 11.30 WIB), dengan tergesa-gesa kuturun dari angkot KWK 06. Dengan setengah berlari, kutuju agen Karina. Sayang, parkiran bis Madura-an ditutupi lautan armada PO Primajasa. Kuputar arah lewat jalan belakang, sambil melewati deretan bis yang masih satu grup dengan Mayasari Bhakti ini. Tampak pantat Pahala Kencana putih berlivery kupu-kupu. Selangkah lagi terlihat Hino RG Kramat Djati. Dan…Olala…!!!


 


Tampak list kaca belakang melengkung ala Adi Putro, bentuk tonjolan velg khas OH 1525 serta buritan belakang berkelir hijau, merah, kuning tertangkap mata. Inilah bis yang aku impi-impikan, New Travego Adi Putro. Bergantian rasa suka cita, gembira dan eforia yang menyemburat dari lubuk hati.


 


Setelah check in dan boarding di agen…


 


Sejenak kunikmati detail lekuk eksterior bis berplat nomor B 7966 IW ini. Body masih mulus, wetlook dan perfect, mengusung chasis MB OH 1725, eh…1525 bermesin OM 906LA. Berpendingin udara Thermo King Mark IV yang tersembunyi di antara panel bodi ala jepitan rambut. Suara khas mesinnya yang serak-serak kering, seolah berkoar-koar tentang kenyamanan armada Mercedes Benz.


 


Bismillah…saat kujejakkan kaki ke tangga bis. Wow…!!!


 


Tiba-tiba takjub. Inilah bis Madura yang paling lux yang pernah aku naiki. Interior bertema Go Green Go, cocok dengan sebutan Si Ijo. Mulai corak roof, kain gorden dan permadani yang terhampar di sepanjang selasar. Ruang kabin begitu rapi, so clean dan terkesan mewah.  Hiburan audio video memanjakan indra penglihatan dan pendengaran, dengan kelengkapan LCD TV Sharp Aquos, DVD Player dan Speaker. Full Music.


11


6


Kursi buatan Restindo, dibenamkan  piranti legrest, dengan kapasitas 34 seat, plus selimut tebal dan bantal. Di belakang, disisakan space ruang untuk smooking area. Toilet bersih dan jauh dari bau-bauan yang menyengat hidung. Tak ketinggalan alat APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan palu penyelamat. Meski jalur Madura hanyalah anak tiri, tapi benar-benar Karina ini mengedepankan kenyaman, keamanan dan keselamatan penumpang.  


9


Saat itu juga, runtuh bayangan kelam tentang armada Si Ijo, khususnya Karina KE 460/1 Jakarta-Bojonegoro, yang seringnya “dianugrahi” bis-bis berkostum lama dan terlihat kusam. Bagiku, bis Madura ini jauh di atas segala-galanya.


 


Sungguh Karina…armada-mu yang ini menghadirkan seribu pesona. 


 


On Board, Karina Makin Mengkilap.


 


Lagi-lagi, kursi IC paling akhir terjual, tak beda dengan Pahala Kencana Madura yang tempo hari aku naiki. Angka 3 membawa sial bagi orang-orang Madura? Hehehe…


 


Setelah terisi 31 penumpang, terlambat 10 menit dari seharusnya, bis berkode KE-552 ini take off dengan driver ber-tagname Pak Samir Fuadi. Bis langsung melenggang perlahan, hingga masuk pintu tol pelabuhan, di depan Polres Metro Jakut.


 


Uniknya, baru1 km bis berjalan, Mas Amat (kenek) telah mencetak rekor. Menegur dan mengingatkan tiga orang penumpang yang ketahuan merokok bukan di tempat semestinya. “Ck ck ck…, armada sebagus ini kurang dihargai penumpang,” bisik batinku.


 


Dan kembali, aku mengucapkan “Bismillah…,” adegan di jalan raya inilah yang paling menyita perhatian dan rasa harap-harap cemasku.


 


Pak Samir langsung mengeksekusi pijakan gas dengan mengurut. Dari perlahan, sedikit sedikit makin bertambah, hingga kecepatan di angka 80-90 km/ jam. Sepanjang tol Wiyoto Wiyono hingga Jatibening, bis meluncur cukup smooth, tidak ekstrim dalam bermanuver kanan-kiri dan senantiasa berada di jalur 1 dan 2. Lumayan…, meski sempat diasapi Mayasari Bhakti P9, Agung Bhakti P89, dan Primajasa Kalideres-Bandung.


 


Yang aku dengar dari obrolan Pak Samir dengan Mas Amat, saat jam siang, banyak PJR (Polisi Jalan Raya) mengintai dan siap menyergap kendaraan yang melanggar rules jalan raya. Makanya, meski lajur kanan (lajur 3 dan 4) kosong, beliau tidak akan mengambilnya. “Bis dan truk di lajur kiri (1 dan 2)”, itu rambu-rambu yang ditaatinya. Bukan sayang uangnya andai kena tilang, namun yang dikhawatirkan penilaian penumpang terhadap kinerja tim jalan. Para kru Karina ini tampak berusaha menjaga kondite. Memang terbukti, sepanjang tol Cikampek, terhitung 5 buah sedan ber-rotary lamp milik Polisi Metro ini mengintip, mencari pelaku pelanggaran.


 


Sebuah sikap kehati-kehatian dan kewaspadaan yang patut diapresiasi.


 


Antrian panjang terjadi di Km 50-an, saat sebuah trailer bermuatan petikemas terguling di pinggir tol. Semua kendaraan merayap pelan. Saat lepas dari kemacetan dan kecepatan mulai dipacu kembali, tak dinyana PO Sari Giri bermesin mercy tua mencundangi adiknya ini. Tak sampai lima kedipan mata, bis Wonogiri-Jakarta ini langsung hilang ditelan kepadatan arus lau lintas. Hebat…


 


Hanya perlu 1 jam 30 menit, Karina menuntaskan rute panjang tol Cikampek. Jomin hingga Pamanukan lancar meski jalan tersisa dua jalur. Jalan arah Jakarta sedang dilapis ulang untuk perbaikan menghadapi arus mudik lebaran 2009. Melintas di jalan pantura, bis ini tetap mempertahankan larinya. Seolah, jatah 570 liter Jakarta-Madura PP tidak jadi penghalang driver untuk menginjak gas. Meski RPM engine selalu ditahan di greenline (15.000-20.000), seakan tidak mengurangi putaran yang dihembuskan flywheel mesin untuk menggerakkan roda bis. Tak ada kesan irit solar, melambatkan ritme dan mengulur waktu perjalanan. Mantap dan membuatku tak berhasrat untuk tidur. Sebisa mungkin setiap kilometer aku lewatkan bersama Karina.


 


Jam 16.30, adik Lorena ini mampir di agen Plered, Cirebon untuk menghampiri 2 penumpang tambahan dan paket barang. Menurut Mas Amat, divisi ESL sedang berkibar. Tak bisa dipungkiri, divisi AKAP Lorena-Karina sedang redup, tapi tidak bagi ekspedisinya. Meski bis-bis Banyuwangi, Jember, Malang, Surabaya dan Denpasar belakangan ini kurang bagus okupansi penumpangnya, tapi pendapatan paketnya cukup profitable.


 


Tidak lama berjalan, bis berhenti di RM Aroma, Cirebon. Service makannya biasa-biasa saja, dan soal citarasa dan kuantitas, aku lebih prefer RM Taman Sari, Pamanukan. Ransum kemarin hanya nasi putih, opor ayam, sambal tahu dan sayur sop, serta segelas air mineral. Untuk urusan ganjal lambung, yah…fifty fifty lah.


 


Saat memenuhi rongga perut, terlihat dari dalam ruang makan, wow…!!!


 


Oleh cleaning sercive, Bis Karina ini dibersihkan luar dalam. Mulai pengelapan bodi dan penjernihan kaca depan, pembersihan toilet, lantai bis disapu dari kotoran dan tempat sampah yang menggunung dibuang. Selimut dan bantal dirapikan kembali, persis saat bis akan diberangkatkan. Kabin pun wangi kembali semprotan penyegar ruangan khas aroma lemon. Pengecekan mesin juga dilakukan oleh kru, untuk memastikan segala sesuatunya tetap on track. Baru kali ini aku mengalami service yang luar biasa dari sebuah bis.


 


Akankah pesona yang baru saja kurengkuh, akan kembali berlanjut?


 


(bersambung)

1 komentar: