Sabtu, 07 Februari 2009

Wonokromo, Miniatur Alam Kehidupan Margasatwa

wonokromo11


Di tengah wajah metropolis Kota Surabaya,  terdapat satu miniatur kehidupan satwa yang terjaga dan lestari, yang ‘dijunjung’ sebagai ikon kota pahlawan dan propinsi Jawa Timur, yakni Kebun Binatang Wonokromo Surabaya (KBS),-berikut monumen Sura dan Buaya di depannya-, sebagai kebanggaan dan identitas arek-arek Suroboyo. Terletak di Jl. Setail No. 1, tepat berada pada simpul pertemuan empat jalan utama, Darmo-Wonokromo-Joyoboyo-Diponegoro, tidak jauh dari Stasiun Wonokromo, Terminal Bungurasih dan Bandara Juanda, sehingga memudahkan pengunjung untuk mencapai daerah wisata ini .


 


 


Kebun binatang yang dikelola oleh  Perkumpulan Taman Flora & Satwa Surabaya (TFSS) memiliki misi dan visi sebagai kawasan konservasi alam, pendidikan dan laboratorium penelitian berbagai jenis flora dan fauna sekaligus sebagai sarana rekreasi edukatif. Tempatnya yang hijau rimbun, sejuk dan rindang,  ditumbuhi berbagai jenis vegetasi khas hutan hujan tropis yang telah berusia puluhan tahun, memberikan fungsi tambahan bagi KBS sebagai paru-paru kota terbesar kedua setelah DKI Jakarta, sedikit mereduksi hawa panas Surabaya, dikarenakan posisi geografis ibukota Jawa Timur ini tepat  berada di pesisir utara Laut Jawa. Zat oksigen hasil respirasi daun pepohonan dari hutan mini di kawasan KBS, berguna sebagai detergen pencuci udara kota dari polusi.   


 


Merunut sejarah, rintisan berdirinya KBS dimulai pada tahun 1916. Adalah HFK. Kommer dan JP. Moymaan, dua orang wartawan Belanda pecinta satwa, yang awalnya memelihara dan merawat beberapa satwa langka di kediamannya di daerah Kaliondo. Pada 31 Agustus 1917, mereka pindah tempat tinggal ke Jl. Tamanrindelan, Grudo (Pandegiling sekarang), yang pemindahan satwa-satwanya dilaksanakan pada Bulan April 1918. Pada tahun 1920 Perusahaan Kereta Api Uap Jawa Timur, -Oost Java Stoomtram Matschappiy (OJS)-, mengusahakan sebidang tanah seluas 8 Ha di sebelah Stasiun Trem Wonokromo sebagai area kebun binatang yang kemudian dinamai Soerabaiasche Dierentuin – Kebun Binatang Surabaya. Dan pada perkembangannya selanjutnya tempatnya diperluas hingga wilayah Darmo, seperti lokasinya sampai saat ini.


 


Dibanding kebun binatang lain di wilayah Indonesia, KBS terhitung memiliki koleksi hewan satwa paling lengkap. Tak kurang dari 350 spesies dengan jumlah individu sekitar 4000 ekor, baik kelas Mamalia (menyusui), Reptilia (melata), Aves (burung) dan Pisches (ikan), berhasil dikonversi dan dipelihara di areal seluas 15 Ha ini. Di bidang penangkaran satwa liar , pun berhasil dikembangbiakkan pelbagai jenis satwa langka asli ‘pribumi’ tanah air, antara lain Komodo, Jalak Bali, Anoa, Harimau Sumatra, Bekantan, Orang Utang dan Babi Rusa. Bahkan KBS juga ditetapkan sebagai Sentral Breeding International, yang hasil penangkarannya telah tersebar ke berbagai suaka margasatwa di dunia. Jenis binatang yang sukses pem’breeding’an adalah Pelikan Australia, Harimau Benggala (putih), Onta dan Singa Afrika.


 


Selain sebagai tujuan wisata edukatif dan informatif, oleh pengelola KBS, juga disediakan fasilitas penunjang yang bersifat entertain bagi wisatawan. Bila kita jelajahi setiap sudut KBS, banyak wahana tambahan seperti atraksi menunggang gajah, onta dan kuda, pentas satwa, perpustakaan dan taman bacaan, dongeng satwa, feeding time hewan komodo, arena bermain anak dan berlayar naik perahu mengitari pulau yang dihuni bekantan, owa jawa dan beberapa jenis satwa lainnya yang dibiarkan hidup di alam bebas.


 


 


Liburan Hari Imlek tahun 2009 kemarin, kusempatkan singgah bersama keluarga di Kebun Binatang Wonokromo. Dengan Harga Tiket Masuk (HTM) senilai Rp10.000,00 per kepala, terhitung tidak mahal dibanding dengan pesona dan keindahan yang disuguhkan. Sayang, momen mengisi waktu senggang kami dengan berwisata di Surabaya bertepatan dengan kalender hari libur pendidikan di Jawa Timur, sehingga KBS dijubeli melimpahnya pengunjung, sehingga mengurangi kenyamanan dan keleluasaan kami menjelajahi setiap daya tarik yang dimiliki oleh kompleks wisata  yang selalu siap menyambut tamu pengunjung setiap hari mulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 17.00.


 


Di saat dunia mengalami degradasi kualitas lingkungan,  berjuang melawan pemanasan global, menyempitnya lahan hutan, aksi liar perburuan satwa, kerusakan ekosistem dan putusnya mata rantai makanan jejaring kehidupan, serta eksploitasi  alam yang tanpa kenal batas, melihat dan menikmati koleksi flora dan fauna di KBS, serasa menjadi obat dahaga kerinduan menyaksikan keanekaragaman satwa langka dan mengagungkan rasa syukur kepada-Nya karena kita masih diijinkan untuk menatap puing-puing kehidupan margasatwa yang masih tersisa di muka bumi ini.

2 komentar:

  1. ZOO....

    Nice Article...
    salam kenal dan salam sukses.....

    BalasHapus
  2. sayang sekarang hancur lebur
    gak terurus karena konflik penguasa

    BalasHapus